5 Metode SPK Terpopuler untuk Tugas Akhir: SAW, WP, TOPSIS, AHP, dan ARAS
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem berbasis komputer yang membantu seseorang atau organisasi dalam mengambil keputusan yang lebih cepat, objektif, dan terukur. Bagi mahasiswa, topik SPK sering digunakan untuk tugas akhir atau skripsi karena mudah dikembangkan dan memiliki banyak metode yang menarik untuk dipelajari.
Berikut ini lima metode SPK yang paling populer dan sering digunakan dalam penelitian maupun proyek tugas akhir atau skripsi.
1. Metode SAW (Simple Additive Weighting)
Metode SAW dikenal juga sebagai metode penjumlahan terbobot.
Setiap alternatif diberi nilai pada setiap kriteria, kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing dan dijumlahkan untuk mendapatkan skor akhir.
Kelebihan:
- Perhitungan sederhana dan cepat.
 - Cocok untuk data kuantitatif atau data berupa angka.
 
Kekurangan:
Untuk kekurangan metode ini tidak cocok jika ada kriteria kualitatif yang sulit dinilai numerik. Jika ada kriteria kualitatif maka kita perlu melakukan pembobotan.
2. Metode WP (Weighted Product)
Metode WP mirip dengan SAW, tetapi menggunakan perkalian berpangkat bobot alih-alih penjumlahan. Metode ini menilai setiap alternatif berdasarkan hasil perkalian semua kriteria yang sudah dinormalisasi.
Kelebihan:
- Lebih akurat jika bobot antar kriteria berbeda jauh.
 - Memberikan hasil yang proporsional terhadap prioritas kriteria.
 
Kekurangan:
Perhitungannya metode ini sedikit lebih kompleks daripada SAW, tetapi masih tergolong mudah atau sederhana.
3. Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution)
TOPSIS menilai alternatif berdasarkan jaraknya terhadap solusi ideal positif dan negatif. Alternatif terbaik adalah yang paling dekat dengan solusi ideal positif dan paling jauh dari negatif.
Kelebihan:
- Sangat objektif karena berbasis jarak matematis.
 - Sering digunakan di bidang bisnis, keuangan, dan pendidikan.
 
Kekurangan:
Perhitungannya metode ini lebih panjang atau kompleks daripada SAW dan WP.
4. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
AHP menggunakan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) antar kriteria untuk menentukan prioritas. Metode ini cocok jika keputusan melibatkan banyak aspek yang bersifat subjektif.
Kelebihan:
- Dapat menangani data kualitatif dan kuantitatif.
 - Ada uji konsistensi untuk memastikan hasil valid.
 
Kekurangan:
Proses pengisian matriks perbandingan bisa memakan waktu, dan metode ini ini kurang cocok untuk seleksi data yang banyak dikarenakan pengisian matriks perbandingan yang memakan waktu tadi.
5. Metode ARAS (Additive Ratio Assessment)
ARAS termasuk metode modern yang mirip dengan SAW, namun mempertimbangkan rasio setiap alternatif terhadap nilai ideal. Semakin tinggi nilai rasio, semakin baik alternatif tersebut.
Kelebihan:
- Lebih fleksibel dibanding SAW dalam menangani berbagai jenis data.
 - Hasil penilaian lebih stabil terhadap perubahan bobot.
 
Kesimpulan
Kelima metode SPK di atas memiliki kelebihan masing-masing.
- Gunakan SAW atau WP untuk perhitungan sederhana.
 - Pilih TOPSIS atau AHP jika ingin hasil yang lebih analitis.
 - Coba ARAS jika ingin metode yang lebih modern dan fleksibel.
 
Tips: Jika kamu sedang mengerjakan tugas akhir, pilih metode SPK yang sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitianmu. Dan kalau kamu ingin belajar lebih cepat, kamu bisa menggunakan source code SPK siap pakai sebagai referensi atau latihan.
Ingin langsung praktik tanpa ribet? Kunjungi source code pada anindyadev.com untuk download source code SPK (SAW, WP, TOPSIS, AHP, ARAS) lengkap dengan panduan instalasi. Tersedia contoh perhitungan manual, harga terjangkau, bantuan support, cocok buat tugas akhir atau latihan.